Pembuangan limbah padat menjadi isu utama dikarenakan potensinya untuk mengkontaminasi
air permukaan dan air tanah dengan kontaminan berupa arsenik, boron, logam
berat, anion sulfat, dsb. Pengolahan yang aman terhadap limbah padat dengan
mengutamakan perlindungan terhadap pencemaran air permukaan dan air tanah
merupakan hal penting (Marinkovic et al.,
2003).
Solidifikasi/stabilisasi
merupakan teknik yang secara luas diterapkan untu remediasi limbah yang
mengandung konstituen berbahaya. Pengolahan ini mencegah migrasi/penyebaran
konstituen berbahaya ke lingkungan. Solidifikasi (transformasi lumpur
semi-liquid menjadi bentuk solid/padat) mengarah pada perubahan karakteristik
fisik limbah. Pengolahan ini mencakup peningkatan kekuatan kompresi, penurunan
permeabilitas, dan enkapsulasi konstituen berbahaya (Marinkovic et al., 2003). Pengolahan
limbah secara solidifikasi dapat diterapkan pada berbagai bentuk limbah, yaitu
lumpur, solid, liquid, drainase tambang, dan pupuk. Solidifikasi digunakan
untuk mengubah limbah menjadi bentuk fisik yang sesuai dan tahan yang lebih
kompatibel untuk penyimpanan, landfill, atau reuse yaitu bentuk padat yang
memiliki interitas tinggi. Bentuk ini dapat diperoleh dengan atau tanpa fiksasi
kimiawi (Goni et al., 2009; Meegoda et al., 2003; Mater et al., 2006; Mijno et al., 2007,
Jun et al., 2005). Solidifikasi
menciptakan barrier antara komponen limbah dan lingkungan dengan mereduksi
permeabilitas limbah danatau mengurangi luas area permukaan yang efektif untuk
difusi (Meegoda et al., 2003).
Penelitian dari Andres et al. (2009)
menyebutkan bahwa anhydrite dapat mengimobilisasi logam berat pada sludge yang
mengandung logam berat sebanyak 90% sehingga aman untuk landfill.
Salah
satu bahan yang digunakan dalam solidifikasi limbah adalah fly ash. Penambahan
fly ash dapat meningkatkan kekuatan ikatan pada limbah, workability, buffering
capacity, dan heavy metal leachability. Penambahan fly ash secara efektif
mengimobilisasi tiga jenis logam berat Pb, Cr3+, dan Cr6+.
Imobilisasi tetap terjadi secara efektif walaupun pH pada saat penambahan
bersifat asam atau basa (Dermatas dan Meng, 2003). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Marinkovic et al. (2003),
solidifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan fly
ash-FGD gypsum-lime-water dan fly
ash-calcined FGD gypsum dapat digunakan sebagai proses solidifikasi. Sistem ini
meningkatkan kekuatan kompresi (0.34 MPa). Pada limbah yang mengandung kromium
dibawah batas yang ditentukan EPA, rasio komposisi limbah dengan fly ash tidak
berpengaruh secara signifikan (Parsal et
al., 1996). Teknik ini menghasilkan
limbah yang tersolidifikasi sehingga menghindarkan penyebaran konstituen pada
air permukaan atau air tanah. Karbonasi dengan menggunakan fly ash dan kapur juga
efektif dalam solidifikasi limbah organik dan inorganik (Swarnalatha et al., 2006). Penelitian yang dilakukan
oleh Arce et al. (2010) membuktikan
bahwa karbonasi menggunakan fly ash menghasilkan stabilisasi Ba yang efektif,
sedangkan untuk Cl-, SO42-, dan F-
karbonasi dengan fly ash dapat mensolidifikasi setengah dari kandungannya pada
limbah, dan untuk DOC (dissolved organic carbon) memerlukan waktu retensi yang
lama untuk mengoptimalkan solidifikasi. Selain itu fly ash juga dapat digunakan
pada solidifikasi dengan teknik geopolimer. Penelitian solidifikasi dengan
menggunakan fly ash dengan teknik geoplimerisasi telah dilakukan oleh Galiano et al. (2011) dengan menggunakan reagen
yaitu sodiumhydroxide, potassiumhydroxide, sodiumsilicate, potassium silicate,
kaolin, metakaolin dan ground blast furnace slag. Penelitian ini dilakukan pada
limbah yang mengandung logam berat yaitu Pb, Cd, Cr, Zn, dan Ba dengan hasilnya
solidifikasi yaitu kekuatan kompresi mencapai 1-9 MPa sehingga imobilisasi
logam berat sangan efektif.
Cement based technology merupakan salah satu taknik
dari solidifikasi yang menggunakan batu kapur, tanah liat, atau materi
silika yang dicampur pada suhu tinggi
(Meegoda et al., 2003). Salah satu
contoh penerapan teknik ini yaitu dalam pengolahan limbah yang mengandung logam
berat seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Anastasiadou et al. (2012) yang menggunakan fly ash
kemudian dilakukan sementasi. Limbah yang diolah mengandung logam berat Cr, Fe,
Ni, Cu, Cd dan Ba. Dengan menggunakan teknik sementasi ini hasilnya aman untuk
landfill atau digunakan sebagai material konstruksi karena pengikatan logam
berat yang cukup kuat sehingga tidak mudah terlepas ke lingkungan. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Coz et al.
(2009) menunjukkan bahwa pencampuran sodium silicate pada materi semen dapat
meningkatkan leachabilitas logam berat terutama Zn, dengan konsentrasi silikat
5-25% menghasilkan leachabilitas yang optimum pada materi semen. Voglar dan
Lestan (2010) menyatakan bahwa sementasi dapat diterapkan untuk solidifikasi
berbagai jenis logam berat yaitu Cd, Pb,
Zn, Cu, Ni dan As . pada penelitian mereka selanjutnya, Voglar dan Lestan
(2011) menyatakan dalam jurnalnya bahwa formula solidifikasi paling efisien
yaitu semen kalsium aluminat ditambah dengan acrylic polymer akrimal
menghasilkan materi yang dapat mengikat sangat kuat terhadap logam berat antara
lain Cd, Pb, Zn, Cu, Ni dan As sehingga
materi tersebut dapat digunakan untuk landfill atau landcover.
Kalsium sangat berperan dalam teknik sementasi,
jenis kalsium yang sering digunakan antara lain
Calcium Silicate Hydrate, Calcium Hydroxide, Calcium Sulfoaluminate
(Meegoda et al., 2003). Kalsium
berperan penting dalam teknik sementasi. Sementasi baik yang menggunakan
Portlan cement (PC) atau cement kiln dust (CDK) memanfaatkan ikatan yang
terbentuk antara Ca dengan As(III) dan As(V) untuk mengimobilisasi logam
arsenit tersebut (Yoon et al., 2010).
Penelitian dari Qian et al., (2008) membuktikan bahwa teknik sementasi dapat
mengimobilisasi logam berat, terutama logam berat Zn dan Pb. Pada penelitian
ini proses solidifikasi dilakukan dengan menggunakan fly ash dan calcium
sulfoaluminate cement matrix sehingga imobilisasi logam berat yang efektif
matrix semen. Ketidakadaan kalsium dalam materi dapat menurunkan pengikatan
logam berat pada semen, atau yang disebut dengan dekalsifikasi materi semen,
dapat menurunkan luasan area pengikatan logam berat (Laforest dan Duchesne, 2007).
Komponen organik pada limbah berpengaruh pada
containment dan karakteristik kekuatan pada limbah hasil solidifikasi.
Kandungan minyak dan fenol dalam limbah mengganggu kekuatan dan durabilitas
sistem pengikatan pada solidifikasi (Minocha et al., 2003). Kandungan bahan organik juga berpengaruh pada lama
waktu hidrasi pada semen. Penelitian Zhang et
al. (2008) menunjukkan bahwa keberadaan sukrosa dan sorbitol pada limbah
yaitu semakin mempercepat hidrasi semen, keberadaan sukrosa atau sorbitol juga
mengurangi leachabilitas semen terhadap Pb. Semakin besar kandungan bahan
organik (fenol) pada limbah maka dibutuhkan konsentrasi materi semen yang
tinggi untuk mendapatkan hasil solidifikasi yang cukup (Vipulanandan dan
Krishnan, 1990). Komponen organik ini dapat dihilangkan dengan cara pembakaran
pada suhu 800oC (Swranalatha et
al., 2006). Cara lain yaitu dengan menggunakan reactivated carbon yang
memiliki daya serap tinggi terhadap fenol (Arafat et al., 1999).
Tingkat kekerasan materi semen juga berpengaruh
pada kemampuan mengimobilisasi logam berat. Sala satu usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan tingkat kekerasan semen adalh dengan menambahkan
2-chloroaniline yang berfungsi untuk mempermudah penghilangan air dari tanah
liat yang merupakan materi semen (Botta et
al., 2004). Selain itu materi semen juga harus diperhatikan dalam teknik
solidifikasi. Pada penelitian Mohamed dan Gamal (2011) disebutkan bahwa cement
kiln dust kurang direkomendasikan untuk solidifikasi karena tidak stabil secara
kimiawi yang kemampuan mengikat logam beratnya kurang. Permeabilitas terhadap
oksigen juga penting karena menggambarkan kualitas fisik material limbah hasil
solidifikasi (Poon et al., 1986).
REFERENSI
Anastasiadou, Kalliopi,
Konstantinos Christopoulos, Epameinontas Mousios, Evangelos Gidarakos. 2012.
Solidification/stabilization of fly and bottom ash from medical waste
incineration facility. Journal of
Hazardous Materials 207–208 (2012) 165–170
Andres, A., R.
Ibfifiez, I. Ortiz,
J.A. Irabien. 1998.
Experimental study of the waste binder anhydrite in the
solidification/stabilization process of heavy metal sludges. Journal
of Hazardous Materials 57
(1998) 155-168
Arafat, Hassan A., Vikram M.
Hebatpuria, Hong Sang Rho, Neville G. Pinto, Paul L. Bishop, Relva C. Buchanan.
Immobilization of phenol in cement-based solidified/stabilized hazardous wastes
using regenerated activated carbon: role of carbon. Journal of Hazardous Materials B70 1999 139–156
Arce, R., B. Galán, A. Coz, A.
Andrés, J.R. Viguri. 2010. Stabilization/solidification of an alkyd paint waste
by carbonation of waste-lime based formulations. Journal of Hazardous Materials 177 (2010) 428–436
Coz, A., A. Andrés, S. Soriano,
J.R. Viguri, M.C. Ruiz, J.A. Irabien. 2009. Influence of commercial and residual
sorbents and silicates as additives on the stabilisation/solidification of
organic and inorganic industrial waste. Journal
of Hazardous Materials 164 (2009) 755–761
Dermatas, Dimitris, Xiaoguang
Meng. Utilization of fly ash for stabilization/solidification of heavy metal
contaminated soils. Engineering Geology
70 (2003) 377–394
Galiano, Y. Luna, C. Fernández
Pereira∗,
J. Vale. 2011. Stabilization/solidification of a municipal solid waste incineration
residue using fly ash-based geopolymers. Journal
of Hazardous Materials 185 (2011) 373–381
Goñi, S., A. Guerrero and A. Macías. 2009. Stabilization/Solidification
Of Municipal Solid Waste In Cemented Matrices. 1st Spanish National Conference on Advances in
Materials Recycling and Eco – Energy Madrid, 12-13 November 2009 S05-5
Jun, Zhang, Wang Jianjun, Yuan
Hai and Luo Jiansheng. 2005. Solidification Treatment Of
Drilling Waste Water And Mud In West Sichuan Oil/Gas Fields. CNKI:SUN:TRQG.0.2005-11-032
Laforest, Guylaine, Josée
Duchesne. 2008. Investigation of stabilization/solidification for treatment of
electric arc furnace dust: Dynamic leaching of monolithic specimens. Cement and Concrete Research 37 (2007)
1639–1646
Marinković, Slobodanka, Aleksandra
Kostić-Pulek, Svetlana Popov. 2003. Solidification/Stabilization of Power
Plants Wastes- Potential Water Pollutants. Faculty of Mining and Geology, the
University of Belgrade, Belgrade, Serbia and Montenegro
Mater, L., R.M. Sperb, L.A.S.
Madureira, A.P. Rosin, A.X.R. Correa, C.M. Radetski. 2006. Proposal of a
sequential treatment methodology for the safe reuse of oil sludge-contaminated
soil. Journal of Hazardous Materials B136
(2006) 967–971
Meegoda, Jay N.; A. S. Ezeldin;
Hsai-Yang Fang; and Hilary I. Inyang.
2003. Waste Immobilization Technologies. Practice Periodical Of
Hazardous, Toxic, And Radioactive Waste Management / January 2003
Mijno, V., F. Martin, J.-C.
Bollinger, and L. J. J. Catalan. 2007. Stabilization›Solidification Process
Comparison of Synthetic Sludge and Volcanogenic Massive Sulphide Tailings. Trans IChemE, Part B, May 2007
Minocha, A.K., Neeraj Jain, C.L.
Verma. 2003. Effect of organic materials on the solidification of heavy metal
sludge. Construction and Building
Materials 17 (2003) 77–81
Mohamed, Abdel-Mohsen O., Maisa
M. El Gamal. 2011. Solidification of cement kiln
dust using sulfur binder. Journal of
Hazardous Materials 192 (2011) 576–584
Parsal, Jafar, Stuart H.
Munson-McGee, and Robert Steiner. 1996. Stabilization∕Solidification of
Hazardous Wastes Using Fly Ash. J.
Environ. Eng. 122, 935 (1996);
http://dx.doi.org/10.1061/(ASCE)0733-9372(1996)122:10(935)
Poon, C.S., A.I.
Clark, R. Perry, A.P.
Barker & P.
Barnes. 1986. Permeability
study on the
cement based solidification process for
the disposal of
hazardous wastes. Cement
and Concrete Research.
Vol. 16, pp.
161-172, 1986
Qian G.R., J.Shi, Y.L.
Cao,Y.F.Xu, P.C. Chui. 2008. Properties of MSW fly ash–calcium sulfoaluminate
cement matrix and stabilization/solidification on heavy metals. Journal of Hazardous Materials 152
(2008) 196–203
Swarnalatha S., K. Ramani, A.
Geetha Karthi, G. Sekaran. 2006. Starved air
combustion–solidification/stabilization of primary chemical sludge from a
tannery. Journal of Hazardous Materials B137
(2006) 304–313
Vipulanandan, C. and S .
Krishnan. 1990. Solidification/stabilization of phenolic waste with
cementitious and polymeric materials. Journal
of Hazardous Materials, 24 (1990) 123-136
Voglar, Grega E., Domen Lestan.
2010. olidification/stabilisation of metals contaminated industrial soil from
former Zn smelter in Celje, Slovenia, using cement as a hydraulic binder. Journal of Hazardous Materials 178
(2010) 926–933
Voglar, Grega E.,
Domen Lestan. 2011. Efficiency
modeling of solidification/stabilization of multi-metal contaminated industrial
soil using cement and additives. Journal
of Hazardous Materials 192 (2011) 753–762
Yoon, In-Ho, Deok Hyun Moon,
Kyoung-Woong Kim, Keun-Young Lee, Ji-Hoon Lee, Min Gyu Kim. 2010. Mechanism for
the stabilization/solidification of arsenic-contaminated soils with Portland
cement and cement kiln dust. Journal of
Environmental Management 91 (2010) 2322-2328
Zhang, Linghong, Lionel J.J.
Catalan, Andrew C. Larsen, Stephen D. Kinrade. 2008. Effects of sucrose and
sorbitol on cement-based stabilization/solidification of toxic metal waste. Journal of Hazardous Materials 151
(2008) 490–498
Tidak ada komentar:
Posting Komentar