Azotobacter
memiliki ciri-ciri selnya berbentuk oval dengan diameter 1,5-2,0 µm. Azotobacter bersifat pleomorfi, yaitu
selnya dapat berbentuk batang sampai kokus. Selnya terdapat individu,
berpasangan, atau mengelompok dengan bentuk tidak beraturan, dan kadang-kadang
membentuk rantai dengan panjang bervariasi. Azotobacter
tidak membentuk endospora tetapi membentuk sista. Azotobacter dalam gram
negatif dan ada juga yang bersifat motil karena memiliki flagela peritrik atau
nonmotil. Azotobacter bersifat aerob
tetapi masih dapat hidup dengan tekanan
oksigen rendah. Bakteri ini termasuk dalam kemoorganotrop yang menggunakan
karbon dari gula, alkohol, atau garam dari asam organik untuk tumbuh. Azotobacter mampu memfiksasi nitrogen
sebanyak 10 mg N2 setiap
1 g glukosa yang dikonsumsi. Molibdenum dibutuhkan untuk fiksasi nitrogen
tetapi dapat juga digantikan dengan vanadium. Azotobacter tidak
memiliki enzim proteolitik sehingga menggunakan sumber nitrogen berupa nitrat
dan garam amonium. Azotobacter juga menghasilkan enzim katalase untuk
mengkatalis hidrogen peroksida yang dihasilkan pada proses metabolisme. Azotobacter dapat hidup pada pH 4,8-8,5 dengan pH optimum untuk pertumbuhan
dan fiksasi nitrogen 7,0-7,5. Habitat dari Azotobacter ini yaitu tanah dan air, dan ada juga yang
berasosiasi dengan tumbuhan pada bagian akar (Holt et al.,1994).
Fiksasi
nitrogen dianggap sebagai salah satu aktivitas mikroba yang menarik karena
dapat me-recycle nitrogen dan
berkontribusi pada homeostasis nitrogen di biosfer. Di antara free-living nitrogen-fixing bacteria
salah satunya Azotobacter, memiliki
habitat yang tersebar yaitu tanah, air, dan sedimen. Pada percobaan di lapangan
di bawah kondisi lingkungan, inokulasi Azotobacter
memberikan efek menguntungkan pada tanaman, berkaitan dengan peningkatan
nitrogen yang difiksasi di tanah, dan sekresi dari mikroba yang menstimulasi
hormon giberelin, auksin, dan sitokinin. Azotobacter
juga dapat digunakan produksi kompos, berkaitan dengan kemampuannya
memfiksasi nitrogen dan melarutkan fosfat (Aquilanti et al., 2004). Berdasarkan penelitian dari Ghosh et al. (1997) dan Sorkhoh et al. (2010), menunjukkan bahwa Azotobacter, selain mampu memfiksasi
nitrogen juga mampu mereduksi merkuri dengan cara mengubah menjadi bentuk
volatil. Azotobacter juga memiliki
organomerkuri lyase yang mengubah organomerkuri menjadi merkuri anorganik,
sehingga termasuk dalam broad spectrum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar